BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan di Indonesia terdiri dari
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi yang keseluruhannya merupakan kesatuan yang sistemik.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diselenggarakan sebelum jenjang
pendidikan dasar. PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan
formal, nonformal, dan/atau informal. PAUD pada jalur pendidikan
nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA),
atau bentuk lain yang sederajat. Kelompok Bermain adalah salah satu
bentuk PAUD pada jalur pendidikan non formal yang memberikan layanan
pendidikan anak usia dini bagi anak usia 2 sampai dengan 6 tahun, yang
berfungsi untuk membantu meletakkan dasar-dasar kearah perkembangan
sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan bagi anak usia dini
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan dan
perkembangan selanjutnya, sehingga siap memasuki pendidikan dasar.
Anak
usia dini merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki
karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia dini
merupakan masa keemasan (golden age) dimana stimulasi seluruh
aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan
selanjutnya. Perlu disadari bahwa masa-masa awal kehidupan anak
merupakan masa terpenting dalam rentang kehidupan seseorang anak. Pada
masa ini pertumbuhan otak sedang mengalami perkembangan yang sangat
pesat (eksplosif). Perkembangan pada tahun-tahun pertama sangat penting
menentukan kualitas anak di masa depan. Perkembangan intelektual anak
usia 4 tahun telah mencapai 50%, pada usia 8 tahun mencapai 80% dan pada
saat mencapai sekitar 18 tahun perkembangan telah mencapai 100%.
Bagi
anak, pendidikan yang tepat pada usia dini akan menjadi pondasi
keberhasilannya pada masa yang akan datang. Ia akan menjadi sebuah
individu yang cerdas, penuh percaya diri dan mampu mengarungi kehidupan
dengan segala tantangannya dengan baik. Dia akan menjadi manusia yang
berkualitas, berkepribadian kuat dan berguna bagi masyarakat. Hal
tersebut dapat dipenuhi dengan pendidikan anak usia dini yang berbasis
akidah Islam. Pendidikan anak usia dini yang berbasis agama Islam
adalah membentuk anak yang berkepribadian Islam, yaitu memiliki aqidah
Islam sebagai landasan ketika berpikir dan bersikap didalam menjalani
kehidupan. Anak yang memiliki kepribadian Islam adalah anak yang
memiliki kelebihan dalam banyak hal, sehingga mereka bisa dikatakan
sebagai Anak unggul. Anak unggul
adalah anak yang sholeh/sholehah, cerdas, sehat dan pemimpin. Anak
unggul adalah anak yang terarah cara berpikir dan bersikapnya
berdasarkan akidah Islam dan memiliki kemampuan serta keterampilan yang
bisa ia gunakan untuk kehidupannya sendiri maupun kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Sehingga mereka siap menjadi pemimpin
dimasa mendatang yang akan memberi sumbangan yang besar bagi kemajuan
peradab suatu bangsa di mana mereka hidup.
Atas
dasar hal tersebut, maka kurikulum yang dikembangkan dalam Model PAUD
Berbasis Agama Islam ini adalah program kegiatan belajar/kurikulum
dengan pendekatan kelas berpusat pada anak, pembelajaran dengan
pendekatan Beyond Center and Circle Time (BCCT) dipadukan dengan strategi pembelajaran tematik, yang diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam.
B. Tujuan
Pengembangan
Kurikulum PAUD Berbasis Agama Islam di Kelompok Bermain digunakan
sebagai acuan penyelengaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah direncanakan.
C. Pengertian
Pendidikan Anak Usia Dini
adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut.
PAUD Berbasis Agama Islam
di Kelompok Bermain adalah adalah salah satu layanan
pendidikan anak usia dini pada jalur nonformal yang menyelenggarakan
program pendidikan umum dan pendidikan keagamanan Islam bagi anak
berusia dua tahun sampai enam tahun.
Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan belajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
BAB II
PENGEMBANGAN KURIKULUM
A. Ruang Lingkup
Kurikulum
PAUD Berbasis Islam di Kelompok Bermain ini menggunakan kurikulum PAUD
yang disusun oleh Tim Pengembang berdasarkan accuan Menu Pembelajaran
Generik dari Direktorat PAUD Ditjen PNFI Depdiknas dan memperhatikan 9
kemampuan belajar anak diintegrasikan dengan akidah Agama Islam, yang
meliputi : kecerdasan linguistik, kecerdasan logika-matematik,
kecerdasan visual spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan kinestik,
kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis
dan kecerdasan spiritual.
Ruang lingkup Aspek-aspek pengembangan :
a. Pengembangan nilai moral agama
b. Pengembangan fisik
c. Pengembangan bahasa
d. Pengembangan kognitif
e. Pengembangan social emosional
f. Pengembangan seni
B. Pendekatan Pembelajaran
1. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Pendekatan
pembelajaran pada pendidikan anak usia dini berbasis Agama Islam
hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Berorientasi pada kebutuhan anak
Anak
usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan
untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan
fisik maupun psikis. Dengan demikian berbagai jenis kegiatan
pembelajaran hendaknya dilakukan melalui analisis kebutuhan yang
disesuaikan dengan berbagai aspek perkembangan dan kemampuan pada
masing-masing anak.
b. Belajar melalui bermain atau bermain sambil belajar
Bermain
merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan anak usia
dini, dengan menggunakan strategi, metode, materi/bahan dan media yang
menarik agar mudah diikuti oleh anak. Melalui bermain anak diajak untuk
bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan dan mengambil kesimpulan
mengenai benda di sekitarnya.
c. Kebermaknaan
Sesuatu
yang bermakna bagi anak menunjukkan pada pengalaman-pengalaman belajar
yang sesuai dengan minat-minatnya. Pelaksanaan pembelajaran PAUD yang
masih lebih menekankan pada kegiatan akademik (membaca, menulis, dan
berhitung) serta hafalan yang kurang bermakna bagi anak, seyogyanya
diarahkan pada pembelajaran yang berpusat pada minat-minat anak dengan
menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangannya.
d. Pendekatan kreatif dan inovatif
Proses
kreatif dan inovatif dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang
menarik dan membangkitkan rasa ingin tahu anak untuk berpikir kritis dan
menemukan hal-hal baru.
e. Lingkungan yang kondusif
Lingkungan
harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan menyenangkan
dengan memperhatikan keamanan serta kenyaman yang dapat mendukung
kegiatan belajar melalui bermain.
f. Menggunakan pembelajaran terpadu
Model pembelajaran terpadu berdasarkan tema yang menarik dan dapat membangkitkan minat anak (center of interest).
Hal ini dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara
mudah dan jelas sehingga pembelajaran menjadi mudah dan bermakna bagi
anak.
g. Mengembangkan berbagai kecakapan hidup
Mengembangkan
keterampilan hidup dapat dilakukan melalui berbagai proses pembiasaan.
Hal ini dimaksudkan agar anak mampu menolong diri sendiri mandiri dan
bertangung jawab serta memiliki disiplin diri, mampu bersosialisasi dan
memperoleh bekal keterampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan
hidupnya.
h. Menggunakan berbagai media dan sumber belajar
Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan.
i.
Pembelajaran yang berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak,
yaitu anak belajar dengan sebaik-baiknya apabila kebutuhan fisiknya
terpenuhi, siklus belajar anak selalu berulang, anak belajar melalui
interaksi sosial dengan orang dewasa dan teman sebaya, perkembangan dan
belajar anak harus memperhatikan perbedaan individual dan anak belajar
dengan cara dari sederhana ke rumit, dari kongkrit ke abstrak, dari
gerakan ke verbal dan dari keakuan ke rasa sosial.
2. Pendekatan Kurikulum
PAUD
Berbasis Islam di Kelompok Bermain mengembangkan program kegiatan
belajar/kurikulum dengan pendekatan kelas berpusat pada anak,
pembelajaran dengan pendekatan Beyond Center and Circle Time (BCCT) dipadukan dengan strategi pembelajaran tematik berintegrasi dengan nilai-nilai Islam
a. Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum
Pendekatan kelas yang berpusat pada anak (child centered approach)
adalah suatu kegiatan belajar dimana terjadi interaksi dinamis antara
guru dan anak atau antara anak dengan anak lainnya, dengan ciri sebagai
berikut : (1) berorientasi pada perkembangan anak, (2) berorientasi pada
bermain, (3) berdasarkan proses, dan (4) bersifat terbuka / bebas.
2. Pengembangan Tematik
Sedangkan
pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang
melibatkan beberapa bidang pengembangan untuk memberikan pengalaman yang
bermakna kepada anak. Keterpaduan pada pembelajaran ini dapat dilihat
dari aspek atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar.
Pembelajaran tematik diajarkan pada anak karena pada umunya mereka masih
melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistic) perkembangan
fisiknya tidak pernah dapat dipisahkan dengan perkembangan mental,
social dan emosional.
Kekuatan
pembelajaran tematik adalah : (1) Pengalaman dan kegiatan belajar
relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak, (2) Menyenangkan
karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak, (3) Hasil belajar akan
bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna, (4)
mengembangkan keterampilan berpikir anak dengan permasalahan yang
dihadapi, dan (5) Menumbuhkan keterampilan social dalam bekerja sama,
toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
3. Pengembangan Sentra
Pembelajaran dengan pendekatan Beyond Center and Circle Time
(BCCT) adalah pembelajaran anak usia dini dengan kegiatan bermain
melalui sentra-sentra. Setiap sentra memberikan kesempatan kepada anak
untuk melakukan kegiatan bermain sensorimotorik, simbolik dan
pembangunan. Kegiatan ini bertujuan mengembangkan aspek-aspek
perkembangan anak yang meliputi perkembangan moral dan agama, kognitif,
fisik, sosio emosional, bahasa dan seni. Setiap sentra juga
mengembangkan seluruh aspek kecerdasan anak. Sentra-sentra yang
dikembangkan terdiri dari :
1. Sentra Main Peran, adalah tempat bermain sambil belajar untuk mengembangkan imajinasi , imtag, iptek dan akhlaqul karimah.
2.
Sentra Bahan Alam, adalah adalah tempat anak melakukan kegiatan dengan
berbagai alat dan bahan alam ciptaan Allah, baik yang kering dan yang
basah disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan anak. Dengan berbagai
alat dan bahan alam tersebut, Insya Allah akan membantu mengembangkan
keimanan, ketaqwaan dan akhlakul karimah dan ke 6 aspek bidang
pengembangan anak melalui metode bermain sambil belajar integrasi
pendidikan Imtaq.
3.
Sentra Seni dan Kreatifitas, adalah tempat anak bermain sambil
belajar untuk mengembangkan keimanan, ketaqwaan, akhlaqul karimah,
kemampuan kognitif dan berbahasa, dengan menggunakan sarana penunjang.
Sentra ini juga sebagai tempat untuk mengenalkan anak tentang berbagai
macam budaya bangsa ciptaan Allah yang berbeda-beda, baik perbedaan
suku, makanan, tradisi/kebiasaan dan agama yang ada. Selain itu juga
bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dan kreatifitas anak, serta
mengembangkan motorik halus dan motorik kasar anak dalam menggunakan
berbagai alat musik yang sederhana.
4.
Sentra Balok, adalah tempat anak bermain sambil belajar untuk
mengembangkan ke 6 aspek bidang pengembangan dengan bantuan alat-alat
permainan edukatif dan guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator
serta teman bermain anak. Bermain dengan balok mengenalkan pada konsep
matematika seperti : bentuk, ukuran, jumlah, pecahan, ruang, luas,
sempit, dll.
5.
Sentra Persiapan, adalah tempat anak bermain sambil belajar untuk
mengembangkan 6 aspek bidang pengembangan kemampuan anak dengan
integrasi Imtaq dan Akhlaqul Karimah serta untuk mengembangkan persiapan
membaca, persiapan menulis dan persiapan matematika dan kegiatan khusus
lainnya, terutama untuk usia 5 – 6 tahun
Kegiatan di masing-masing sentra menggunakan tahap-tahap pembelajaran sebagai berikut :
a. Pijakan lingkungan main
Pada
tahap ini, pendidik mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan
untuk bermain anak. Dalam penataan lingkungan pendidik seharusnya
memperhatikan pengelompokan dan penataan bahan main, penggunaan warna,
penataan alat dan perabot dan jumlah serta jenis bahan main yang
dipilih. Pendidik sebaiknya menyiapkan tiga tempat bermain pada setiap
anak.
b. Pijakan sebelum main
Merupakan
tahap kegiatan, dimana guru mempersiapkan anak untuk bermain sesuai
dengan tema yang ditentukan. Kegiatan ini dilaksanakan di tiap-tiap
sentra kegiatan. Persiapan dilakukan melalui bernyanyi, bercerita,
menjelaskan aturan main dan membuat kesepakatan-kesepakatan dengan anak.
c. Pijakan saat main
Pada
tahap in, guru mengamati anak-anak untuk melihat bagaimana mereka
berinteraksi dengan teman sebaya, berbagi informasi dan memecahkan
masalah.
d. Pijakan setelah main
Tahap
ini dilakukan setelah bermain selesai dilakukan. Pendidik meminta anak
untuk menceritakan pengalamannya saat bermain sebagai upaya untuk
mengingatkan kembali pengalaman bermainnya. Di samping itu pendidik
mendorong anak untuk membereskan alat bermain.
3. Metode Pembelajaran
Metode
yang digunakan adalah multi-metode dapat melalui simulasi, bermain
peran, demonstrasi, eksperimen, tanya jawab, ceramah bervariasi,
penugasan terhadap anak.
C. Penilaian
Penilaian
dapat dilakukan dengan cara`antara lain : pengamatan dan pencatatan
anekdot. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan siap
anak yang dilakukan dengan mengamati tingkah laku anak dalam kehidupan
sehari-hari secara terus menerus, sedangkan pencatatan anekdot merupakan
sekumpulan catatan tentang sikap dan perilaku anak dalam situasi
tertentu.
Alat penilaian yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran perkembangan kemampuan dan perilaku anak adalah :
1.
Portofolio, yaitu penilaian berdasarkan kumpulan hasil kerja anak yang
dapat menggambarkan sejauh mana keterampilan anak berkembang.
2. Unjuk kerja (performance),
merupakan penilaian yang menuntut anak untuk melakukan tugas dalam
perbuatan yang dapat diamati, misalnya praktik baca do’a, melakukan
gerakan sholat dll.
3. Penugasan (Project)
merupakan tugas yang harus dikerjakan anak yang memerlukan waktu yang
relatif lama dalam pengerjaanya. Misalnyamelakukan percobaan menanam
biji.
4. Hasil karya (Product) merupakan hasil kerja anak setelah melakukan suatu kegiatan.
D. Rambu-Rambu
1.
Kurikulum untuk PAUD Berbasis Islam ini merupakan acuan bagi para
pendidik, orang tua dan orang dewasa lain untuk digunakan dalam rangka
menstimulasi perkembangan anak. Kurikulum harus dipahami secara
keseluruhan, bukan bagian-per bagian.
2.
Kompetensi dasar merupakan pengembangan aspek perkembangan pada anak
yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan
usianya berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikator yang dapat
diukur dan diamati.
3.
Hasil belajar merupakan cerminan kemamampuan anak yang dicapai dari
suatu tahapan pengalaman belajar dalam satu kompetensi dasar.
4.
Indikator merupakan hasil belajar yang lebih spesifik dan terukur dalam
satu kompetensi dasar. Apabila serangkaian indikator dalam satu
kompetensi dasar sudah tercapai, berarti target kompetensi dasar
tersebut sudah terpenuhi.
5.
Standar kompetensi /perkembangan ini merupakan standar perkembangan
minimal. Pendidik dapat memberikan pengayaan apabila anak telah
menguasai kemampuan pada tahap perkembangannya.
5. Penggunaan kurikulum ini bersifat fleksibel yang disesuaikan dengan lingkungan sosial dan budaya anak.
KUTIPAN DARI MATERI PELATIHAN PAUD, DIKNAS BANJARBARU, 10-11 MEI 2010