Anda pengunjung ke...

@izzawebdesain.com (085726812303). Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

PAUD Berbasis Islam

PAUD Berbasis Islam

Belajar sejak dini akan membantu meningkatan kualitas otak, kemampuan panca Indra mencerap fakta dan meningkatkan kemampuan berpikir di usia dewasa.
Islam telah memberi arahan untuk menuntut ilmu sejak masih dalam buaian. Buku ini memotivasi para ibu untuk berperan sebagai pendidik pertama dan utama, sekaligus memaparkan bagaimana mengarahkan anak untuk belajar sejak dini.

Belajar sambil bermain berisi permainan-permainan yang mendidik anak sesuai dengan perkembangan usianya.
Permainan-permainan ini dirancang untuk mengembangkan kemampuan otaknya dan panca indra bayi. Mereka harus dilatih dalam suasana yang hangat, penuh cinta kasih, lemah lembut dan ustiqamah.

Karakter dan Kepribadian anak dibangun sejak usia dini dan senantiasa berkelanjutan, sejalan dengan tahap perkembangannya hingga usia dewasa.
Home Schooling diarahkan untuk membentuk kerangka dsar berpikir Islam, untuk menanamkan aqidah yang kuat dan membentuk kebiasaan-kebiasaan Islami, sehingga memperkuat pendidikan formal yang didapat anak di sekolah.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KURIKULUM PAUD BERBASIS ISLAM

BAB I
 
PENDAHULUAN
 
A. Latar Belakang
    Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi yang keseluruhannya merupakan kesatuan yang sistemik. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal. PAUD pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. Kelompok Bermain adalah salah satu bentuk PAUD pada jalur pendidikan non formal yang memberikan layanan pendidikan anak usia dini bagi anak usia 2 sampai dengan 6 tahun, yang berfungsi untuk membantu meletakkan dasar-dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan bagi anak usia dini dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya, sehingga siap memasuki pendidikan dasar.
    Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia dini merupakan masa keemasan (golden age) dimana stimulasi seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan selanjutnya. Perlu disadari bahwa masa-masa awal kehidupan anak merupakan masa terpenting dalam rentang kehidupan seseorang anak. Pada masa ini pertumbuhan otak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat (eksplosif). Perkembangan pada tahun-tahun pertama sangat penting menentukan kualitas anak di masa depan. Perkembangan intelektual anak usia 4 tahun telah mencapai 50%, pada usia 8 tahun mencapai 80% dan pada saat mencapai sekitar 18 tahun perkembangan telah mencapai 100%.
    Bagi anak, pendidikan yang tepat pada usia dini akan menjadi pondasi keberhasilannya pada masa yang akan datang. Ia akan menjadi sebuah individu yang cerdas, penuh percaya diri dan mampu mengarungi kehidupan dengan segala tantangannya dengan baik. Dia akan menjadi manusia yang berkualitas, berkepribadian kuat dan berguna bagi masyarakat. Hal tersebut dapat dipenuhi dengan pendidikan anak usia dini yang berbasis akidah Islam. Pendidikan anak usia dini yang berbasis agama Islam adalah membentuk anak yang berkepribadian Islam, yaitu memiliki aqidah Islam sebagai landasan ketika berpikir dan bersikap didalam menjalani kehidupan. Anak yang memiliki kepribadian Islam adalah anak yang memiliki kelebihan dalam banyak hal, sehingga mereka bisa dikatakan sebagai Anak unggul. Anak unggul adalah anak yang sholeh/sholehah, cerdas, sehat dan pemimpin. Anak unggul adalah anak yang terarah cara berpikir dan bersikapnya berdasarkan akidah Islam dan memiliki kemampuan serta keterampilan yang bisa ia gunakan untuk kehidupannya sendiri maupun kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sehingga mereka siap menjadi pemimpin dimasa mendatang yang akan memberi sumbangan yang besar bagi kemajuan peradab suatu bangsa di mana mereka hidup.
    Atas dasar hal tersebut, maka kurikulum yang dikembangkan dalam Model PAUD Berbasis Agama Islam ini adalah program kegiatan belajar/kurikulum dengan pendekatan kelas berpusat pada anak, pembelajaran dengan pendekatan Beyond Center and Circle Time (BCCT) dipadukan dengan strategi pembelajaran tematik, yang diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam.
  
B. Tujuan
    Pengembangan Kurikulum PAUD Berbasis Agama Islam di Kelompok Bermain digunakan sebagai acuan penyelengaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah direncanakan.
 
C. Pengertian
    Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
    PAUD Berbasis Agama Islam
di Kelompok Bermain adalah adalah salah satu layanan pendidikan anak usia dini pada jalur nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan umum dan pendidikan keagamanan Islam bagi anak berusia dua tahun sampai enam tahun.
    Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan belajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
 
BAB II
 
PENGEMBANGAN KURIKULUM
 
 
A. Ruang Lingkup
 
Kurikulum PAUD Berbasis Islam di Kelompok Bermain ini menggunakan kurikulum PAUD yang disusun oleh Tim Pengembang berdasarkan accuan Menu Pembelajaran Generik dari Direktorat PAUD Ditjen PNFI Depdiknas dan memperhatikan 9 kemampuan belajar anak diintegrasikan dengan akidah Agama Islam, yang meliputi : kecerdasan linguistik, kecerdasan logika-matematik, kecerdasan visual spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan kinestik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis dan kecerdasan spiritual.
Ruang lingkup Aspek-aspek pengembangan :
a. Pengembangan nilai moral agama
b. Pengembangan fisik
c. Pengembangan bahasa
d. Pengembangan kognitif
e. Pengembangan social emosional
f. Pengembangan seni
 
B. Pendekatan Pembelajaran
1. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
    Pendekatan pembelajaran pada pendidikan anak usia dini berbasis Agama Islam hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Berorientasi pada kebutuhan anak
    Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis. Dengan demikian berbagai jenis kegiatan pembelajaran hendaknya dilakukan melalui analisis kebutuhan yang disesuaikan dengan berbagai aspek perkembangan dan kemampuan pada masing-masing anak.
b. Belajar melalui bermain atau bermain sambil belajar
    Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan anak usia dini, dengan menggunakan strategi, metode, materi/bahan dan media yang menarik agar mudah diikuti oleh anak. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan dan mengambil kesimpulan mengenai benda di sekitarnya.
c. Kebermaknaan
    Sesuatu yang bermakna bagi anak menunjukkan pada pengalaman-pengalaman belajar yang sesuai dengan minat-minatnya. Pelaksanaan pembelajaran PAUD yang masih lebih menekankan pada kegiatan akademik (membaca, menulis, dan berhitung) serta hafalan yang kurang bermakna bagi anak, seyogyanya diarahkan pada pembelajaran yang berpusat pada minat-minat anak dengan menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangannya.
d. Pendekatan kreatif dan inovatif
    Proses kreatif dan inovatif dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang menarik dan membangkitkan rasa ingin tahu anak untuk berpikir kritis dan menemukan hal-hal baru.
e. Lingkungan yang kondusif
    Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyaman yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain.
f. Menggunakan pembelajaran terpadu
    Model pembelajaran terpadu berdasarkan tema yang menarik dan dapat membangkitkan minat anak (center of interest). Hal ini dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas sehingga pembelajaran menjadi mudah dan bermakna bagi anak.
g. Mengembangkan berbagai kecakapan hidup
    Mengembangkan keterampilan hidup dapat dilakukan melalui berbagai proses pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agar anak mampu menolong diri sendiri mandiri dan bertangung jawab serta memiliki disiplin diri, mampu bersosialisasi dan memperoleh bekal keterampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan hidupnya.
h. Menggunakan berbagai media dan sumber belajar
    Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan.
i. Pembelajaran yang berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak, yaitu anak belajar dengan sebaik-baiknya apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi, siklus belajar anak selalu berulang, anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa dan teman sebaya, perkembangan dan belajar anak harus memperhatikan perbedaan individual dan anak belajar dengan cara dari sederhana ke rumit, dari kongkrit ke abstrak, dari gerakan ke verbal dan dari keakuan ke rasa sosial.
 
2. Pendekatan Kurikulum
    PAUD Berbasis Islam di Kelompok Bermain mengembangkan program kegiatan belajar/kurikulum dengan pendekatan kelas berpusat pada anak, pembelajaran dengan pendekatan Beyond Center and Circle Time (BCCT) dipadukan dengan strategi pembelajaran tematik berintegrasi dengan nilai-nilai Islam
a. Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum
Pendekatan kelas yang berpusat pada anak (child centered approach) adalah suatu kegiatan belajar dimana terjadi interaksi dinamis antara guru dan anak atau antara anak dengan anak lainnya, dengan ciri sebagai berikut : (1) berorientasi pada perkembangan anak, (2) berorientasi pada bermain, (3) berdasarkan proses, dan (4) bersifat terbuka / bebas.
2. Pengembangan Tematik
    Sedangkan pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang pengembangan untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak. Keterpaduan pada pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Pembelajaran tematik diajarkan pada anak karena pada umunya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistic) perkembangan fisiknya tidak pernah dapat dipisahkan dengan perkembangan mental, social dan emosional.
    Kekuatan pembelajaran tematik adalah : (1) Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak, (2) Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak, (3) Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna, (4) mengembangkan keterampilan berpikir anak dengan permasalahan yang dihadapi, dan (5) Menumbuhkan keterampilan social dalam bekerja sama, toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
3. Pengembangan Sentra
    Pembelajaran dengan pendekatan Beyond Center and Circle Time (BCCT) adalah pembelajaran anak usia dini dengan kegiatan bermain melalui sentra-sentra. Setiap sentra memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan bermain sensorimotorik, simbolik dan pembangunan. Kegiatan ini bertujuan mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak yang meliputi perkembangan moral dan agama, kognitif, fisik, sosio emosional, bahasa dan seni. Setiap sentra juga mengembangkan seluruh aspek kecerdasan anak. Sentra-sentra yang dikembangkan terdiri dari :
1. Sentra Main Peran, adalah tempat bermain sambil belajar untuk mengembangkan imajinasi , imtag, iptek dan akhlaqul karimah.
2. Sentra Bahan Alam, adalah adalah tempat anak melakukan kegiatan dengan berbagai alat dan bahan alam ciptaan Allah, baik yang kering dan yang basah disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan anak. Dengan berbagai alat dan bahan alam tersebut, Insya Allah akan membantu mengembangkan keimanan, ketaqwaan dan akhlakul karimah dan ke 6 aspek bidang pengembangan anak melalui metode bermain sambil belajar integrasi pendidikan Imtaq.
3. Sentra Seni dan Kreatifitas, adalah tempat anak bermain sambil belajar untuk mengembangkan keimanan, ketaqwaan, akhlaqul karimah, kemampuan kognitif dan  berbahasa, dengan menggunakan sarana penunjang. Sentra ini juga sebagai tempat untuk mengenalkan anak tentang berbagai macam budaya bangsa ciptaan Allah yang berbeda-beda, baik perbedaan suku, makanan, tradisi/kebiasaan dan agama yang ada. Selain itu juga bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dan kreatifitas anak, serta mengembangkan motorik halus dan motorik kasar anak dalam menggunakan berbagai alat musik yang sederhana.
4. Sentra Balok, adalah tempat anak bermain sambil belajar untuk mengembangkan ke 6 aspek bidang pengembangan dengan bantuan alat-alat permainan edukatif dan guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator serta teman bermain anak. Bermain dengan balok mengenalkan pada konsep matematika seperti : bentuk, ukuran, jumlah, pecahan, ruang, luas, sempit, dll.
5. Sentra Persiapan, adalah tempat anak bermain sambil belajar untuk mengembangkan 6 aspek bidang pengembangan kemampuan anak dengan integrasi Imtaq dan Akhlaqul Karimah serta untuk mengembangkan persiapan membaca, persiapan menulis dan persiapan matematika dan kegiatan khusus lainnya, terutama untuk usia 5 – 6 tahun
Kegiatan di masing-masing sentra menggunakan tahap-tahap pembelajaran sebagai berikut :
a. Pijakan lingkungan main
    Pada tahap ini, pendidik mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan untuk bermain anak. Dalam penataan lingkungan pendidik seharusnya memperhatikan pengelompokan dan penataan bahan main, penggunaan warna, penataan alat dan perabot dan jumlah serta jenis bahan main yang dipilih. Pendidik sebaiknya menyiapkan tiga tempat bermain pada setiap anak.
b. Pijakan sebelum main
    Merupakan tahap kegiatan, dimana guru mempersiapkan anak untuk bermain sesuai dengan tema yang ditentukan. Kegiatan ini dilaksanakan di tiap-tiap sentra kegiatan. Persiapan dilakukan melalui bernyanyi, bercerita, menjelaskan aturan main dan membuat kesepakatan-kesepakatan dengan anak.
c. Pijakan saat main
    Pada tahap in, guru mengamati anak-anak untuk melihat bagaimana mereka berinteraksi dengan teman sebaya, berbagi informasi dan memecahkan masalah.
d. Pijakan setelah main
    Tahap ini dilakukan setelah bermain selesai dilakukan. Pendidik meminta anak untuk menceritakan pengalamannya saat bermain sebagai upaya untuk mengingatkan kembali pengalaman bermainnya. Di samping itu pendidik mendorong anak untuk membereskan alat bermain.
 
3. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah multi-metode dapat melalui simulasi, bermain peran, demonstrasi, eksperimen, tanya jawab, ceramah bervariasi, penugasan terhadap anak.
 
C. Penilaian
    Penilaian dapat dilakukan dengan cara`antara lain : pengamatan dan pencatatan anekdot. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan siap anak yang dilakukan dengan mengamati tingkah laku anak dalam kehidupan sehari-hari secara terus menerus, sedangkan pencatatan anekdot merupakan sekumpulan catatan tentang sikap dan perilaku anak dalam situasi tertentu.
Alat penilaian yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran perkembangan kemampuan dan perilaku anak adalah :
1. Portofolio, yaitu penilaian berdasarkan kumpulan hasil kerja anak yang dapat menggambarkan sejauh mana keterampilan anak berkembang.
2. Unjuk kerja (performance), merupakan penilaian yang menuntut anak untuk melakukan tugas dalam perbuatan yang dapat diamati, misalnya praktik baca do’a, melakukan gerakan sholat dll.
3. Penugasan (Project) merupakan tugas yang harus dikerjakan anak yang memerlukan waktu yang relatif lama dalam pengerjaanya. Misalnyamelakukan percobaan menanam biji.
4. Hasil karya (Product) merupakan hasil kerja anak setelah melakukan suatu kegiatan.
 
D. Rambu-Rambu
1. Kurikulum untuk PAUD Berbasis Islam ini merupakan acuan bagi para pendidik, orang tua dan orang dewasa lain untuk digunakan dalam rangka menstimulasi perkembangan anak. Kurikulum harus dipahami secara keseluruhan, bukan bagian-per bagian.
2. Kompetensi dasar merupakan pengembangan aspek perkembangan pada anak yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan usianya berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikator yang dapat diukur dan diamati.
3. Hasil belajar merupakan cerminan kemamampuan anak yang dicapai dari suatu tahapan pengalaman belajar dalam satu kompetensi dasar.
4. Indikator merupakan hasil belajar yang lebih spesifik dan terukur dalam satu kompetensi dasar. Apabila serangkaian indikator dalam satu kompetensi dasar sudah tercapai, berarti target kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi.
5. Standar kompetensi /perkembangan ini merupakan standar perkembangan minimal. Pendidik dapat memberikan pengayaan apabila anak telah menguasai kemampuan pada tahap perkembangannya.
5. Penggunaan kurikulum ini bersifat fleksibel yang disesuaikan dengan lingkungan sosial dan budaya anak.
 
KUTIPAN DARI MATERI PELATIHAN PAUD, DIKNAS BANJARBARU, 10-11 MEI 2010
 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Perlukah Anak Diikutkan PAUD?


 

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) masih sering dianggap pendidikan sekunder, sehingga banyak orang tua yang lebih memilih untuk langsung menyekolahkan anaknya ke Sekolah Dasar. Sebenarnya, perlukah anak diikutkan dalam PAUD?
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal (PAUDNI) Prof. Lydia Freyani Hawadi mengatakan, sebaiknya anak-anak usia 2-6 tahun diikutkan PAUD karena di tempat ini anak-anak mendapat pengalaman, sosialisasi, serta pengajaran pada masa terpenting dalam pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Ia memaparkan, PAUD dapat memberikan manfaat yang nyata terhadap perkembangan kecerdasan dan moral anak. PAUD menanamkan kejujuran, disiplin, cinta sesama, cinta tanah air, bahkan tentang gizi. Menurutnya, penyampaian nilai-nilai dasar tersebut semakin efektif jika diberikan sejak usia dini.
"Esensi dari PAUD adalah pemberian rangsangan atau stimulasi pendidikan yang sesuai dengan tahap tumbuh-kembang anak dan dilaksanakan melalui pendekatan bermain sambil belajar," papar Reni, panggilannya, dalam Nutritalk bertajuk "Pentingnya Tumbuhkan Kecintaan pada Gizi Sejak Dini" oleh Sarihusada Selasa (21/5/2013) di Jakarta.

Sayangnya, saat ini jumlah anak yang diikutkan dalam PAUD baru mencapai 34,54 persen dari total anak usia PAUD di Indonesia. Padahal ditargetkan pada tahun 2015 mencapai 70 persen.
Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia ini memaparkan, kurangnya minat orangtua memasukkan anaknya ke PAUD adalah tambahan biaya pendidikan sebelum anaknya mencapai pendidikan wajib. Padahal, PAUD bahkan dapat dilakukan secara tidak formal dengan dukungan pemerintah yang dilakukan di tempat-tempat umum seperti rumah ibadah atau posyandu.
"Riset menunjukkan, anak-anak yang ikut PAUD cenderung lebih berprestasi dan ceria, berani, dan bersemangat. Pemantauan anak yang ikut PAUD hingga kelas 5 SD menunjukkan prestasi mereka lebih baik dibandingkan anak yang tidak," tutur Reni.
Pilih yang tepat
Bila tinggal di lingkungan yang sudah tersedia banyak PAUD, maka pemilihan PAUD yang tepat juga perlu diperhatikan oleh orangtua. Menurut Reni, PAUD yang baik adalah PAUD yang dapat memberikan pendidikan secara holistik integratif.
Reni pun memaparkan syarat-syarat memilih PAUD yang tepat untuk anak. Syarat pertama yaitu, pilih yang lokasinya dekat dengan rumah. "Jika terlalu jauh, anak akan capek di jalan sehingga tidak bisa fokus mengikuti PAUD," ujar Reni.
Kedua, pilih yang pengajarnya berkompeten dan memahami teknik pengajaran PAUD yang tepat. Dan ketiga, kurikulum PAUD jelas dan memasukkan nilai-nilai dasar positif ke dalamnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS